Senin, 01 November 2010

MACAM - MACAM JEJARING SOSIAL

1. Facebook merupakan jaringan sosial situs diluncurkan pada bulan Februari 2004 yang dibuat oleh Mark Zuckerberg dan dioperasikan dan pribadi yang dimiliki oleh Facebook, Inc, dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif pada bulan Juli 2010.Pengguna dapat menambahkan orang sebagai teman dan mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi mereka untuk memberitahu teman-teman tentang diri mereka sendiri. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan jaringan yang diselenggarakan oleh tempat kerja, sekolah, atau perguruan tinggi. Nama website berasal dari nama sehari-hari buku diberikan kepada siswa pada awal tahun akademik oleh administrasi universitas di Amerika Serikat dengan tujuan membantu siswa untuk mengenal satu sama lain lebih baik.

2. Twitter adalah sebuah jaringan sosial dan microblogging layanan yang dibuat oleh jack dorsey,dan dioperasikan oleh Twitter Inc, yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan pengguna lain yang disebut tweets. Tweets adalah berbasis teks yang posting hingga 140 karakter ditampilkan pada penulis profil halaman. Tweets yang umum terlihat secara default, tetapi dapat membatasi pengiriman pengirim pesan ke daftar teman mereka.

3. MySpace adalah jaringan sosial website. Kantor pusatnya terletak di Beverly Hills, California di mana saham suatu gedung perkantoran dengan pemilik langsung, News Corp Digital Media, dimiliki oleh News Corporation. MySpace menjadi situs jaringan sosial populer yang paling di Amerika Serikat pada bulan Juni 2006. Menurut comScore, MySpace internasional itu disusul oleh kompetitor utamanya, Facebook, pada bulan April 2008, berdasarkan pengunjung unik bulanan. MySpace mempekerjakan 1.000 karyawan, setelah sebelumnya merumahkan 30 persen tenaga kerjanya pada Juni 2009 perusahaan tidak mengungkapkan pendapatan atau keuntungan secara terpisah dari News Corporation. Para juta rekening 100 telah dibuat pada tanggal 9 Agustus 2006, di Belanda.

4. Friendster adalah jaringan sosial website.Kantor pusatnya terletak di Mountain View, California. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menghubungi anggota lain, menjaga kontak-kontak, dan berbagi konten online dan media dengan kontak-kontak. Website ini juga digunakan untuk kencan dan menemukan peristiwa baru, band, dan hobi. Pengguna dapat berbagi video, foto, pesan dan komentar dengan anggota lain melalui profil mereka dan jaringan mereka.
Friendster memiliki lebih dari 115.000.000 terdaftar pengguna dan lebih dari 61.000.000 pengunjung unik per bulan global. Website ini menerima sekitar 19000000000 tampilan halaman per bulan, dan berada di 500 website global atas didasarkan pada lalu lintas web.
Lebih dari 90% dari lalu lintas Friendster yang berasal dari Asia. Di Asia, Friendster memiliki pengunjung unik bulanan lebih dari jaringan sosial lainnya. 10 atas negara mengakses Friendster, menurut Alexa, pada 7 Mei 2009 adalah Filipina, Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, di Amerika Serikat, Singapura, Cina, Jepang, Arab Saudi dan India.

5. YouTube adalah video-sharing website dimana pengguna dapat meng-upload, berbagi, dan melihat video. Tiga mantan paypai karyawan dibuat YouTube pada Februari 2005. Nama dan logo perusahaan menyinggung ke tabung sinar katoda, yang digunakan sebagai layar televisi pada hari-hari sebelum display panel datar.
Perusahaan ini berbasis di San Bruno, California, dan menggunakan Adobe Flash Video teknologi untuk menampilkan berbagai user-generated konten video, termasuk film klip, klip TV, dan video musik, serta konten amatir seperti video blogging dan pendek asli video. Sebagian besar konten di YouTube telah di-upload oleh individu, meskipun termasuk perusahaan media CBS, BBC, VEVO dan organisasi lainnya menawarkan beberapa materi mereka melalui situs ini, sebagai bagian dari program kemitraan YouTube.

6. Flickr dikembangkan oleh Ludicorp, sebuah perusahaan yang berbasiskan di Vancouver, Kanada yang dibangun pada tahun 2002. Ludicorp meluncurkan Flickr pada Februari 2004. Layanan ini dikembangkan pada awalnya untuk membuat Game Neverending, sebuah MMORPG. Flickr dianggap sebagai sebuah proyek yang lebih masuk akal dan Game Neverending ditunda pembuatannya.
Bentuk awal dari Flickr difokuskan sebagai chat room dengan banyak pengguna dengan nama FlickrLive dengan kemampuan berbagi foto secara langsung (real time). Yang lebih banyak terjadi adalah membagi foto atau gambar yang ditemukan di web daripada foto yang dibuat oleh para pengguna sendiri. Eveolusi berikutnya lebih ditekankan untuk uploading dan chat room menghilang dari peta situsnya.
Pada tahun 2005, Yahoo! Inc. mengambil alih Ludicorp dan Flickr. Pada 28 Juni 2005, semua daftar isi dari server Kanada dipindahkan ke server yang berada di Amerika Serikat, yang menyebabkan semua data yang ada berada di bawah hukum federal Amerika Serikat.
Pada 16 Mei 2006, Flickr memperbaharui layanannya dari Beta ke "Gamma" dengan perubahan pada desain dan struktur. Berdasarkan FAQ pada situsnya, maksud dari "gamma", yang jarang digunakan dalam tahap perkembangan perangkat lunak, adalah bahwa layanan ini selalu dicoba oleh para penggunanya dan dalam kondisi pengembangan secara berkelanjutan. Secara keseluruhan, layanan ini berada dalam tahap stabil.

Rabu, 26 Mei 2010

” Kaca Mata Ajaib si Otong”

Otong adalah seorang anak biasa yang mempunyai kinginan yang sangat keras, dan ia tinggal di disuatu daerah pinggiran Jakarta. Tetapi ia mempunyai semangat yang tinggi untuk bersekolah walaupun keadaannya yang pas-pasan. Ia memiliki lima orang adik, yang juga sekolah disekolah dasar sehingga mau tidak mau Otongpun juga bekerja sebagai pedagang asongan agar Otong dapat membantu ibunnya yang hanya sebagai buruh cuci dan bapaknya sebagai tukang sayur.

Suatu hari Otong sedang merenung dipinggir kali dekat rumahnya. Dan ia mencoba memikirkan sesuatu agar ia dan keluarganya dapat hidup layak seperti orang-orang lain yang hidup serba berkecukupan. Dan ia juga memikirkan bagaimana kehidupannya di masa yang akan datang bersama adik dan orang tuannya.

Saat Otong sedang berhayal ia menemukan sebuah ide untuk membuat sebuah alat yang dapat membuat dia dapat melihat masa depannya dikemudian hari. Yaitu sebuah kaca mata dengan menggunakan kaca mata tersebut Otong beharap dapat mengetehui masa depannya dan bamtal tersebut juga dapat menyembuhkan penyakit kepala yang sering dialami oleh orang-orang, seperti para pegawai-pegawai yang punya banyak masalah tentang pekerjaannya sehingga membuat sakit kepala. Otong mencoba membuat kaca mata terebut dengan berbagai macam cara, berbagai macam teknik, dan berbagai macam bahan yang diketahuinnya dengan modal seadanya. Walaupun Otong banyak mengalami kegagalan dalam membuat penemuannya itu. Tetapi Otong tetap ulet, semangat, dan gigih dalam menyelesaikan penemuannya itu untuk dapat membantunnya dalam melihat masa depannya nanti. Dan ia juga dapat membantu orang lain agar orang lain dalam menyelesaikan maalahnya.

Dan berkat keuletan, semangat, dan kegigihan Otong dalam menyelesaikan penemuannya. Penemuan Otong pun akhirnya berhasil, dan ia kini mempunyai kaca mata ajaib yan dapat melihat masa depan dan dapat menyembuhkan penyakit kepala yang sering dialami orang- orang dewasa. Dan ia menamai kaca mata tersebut dengan nama

Kaca Mata Ajaib si Otong”. Setelah itu banyak orang-orang yang mendengar tentang penemuan Otong tersebut sampai akhirnya ada seorang pengusaha yang mengajak Otong untuk bekerja sama dalam memproduksi kaca mata hasil penemuannya itu. Dan berkat penemuannya itu Otong pun dapat membantu kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dan lebih layak lagi dan dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan masalahnya. Dan orang-orang pun kini mengenal Otong sebagai pengusaha kaca mata ajaib.

Jumat, 21 Mei 2010

Proses Kegiatan Belajar Mengajar yang Kreatif Didalam Kelas

Dalam proses belajar mengajar yang kreatif pertama-tama kita harus terlebih dahulu menyediakan suatu tempat belajar yang nyaman dan memiliki fasilitas yang lengkap bagi peserta didik. Agar saat proses belajar mengajar berlangsung tidak terjadi hambatan yang dapat mengganggu peserta didik. Misalkan dalam setiap rungan kelas sebisa mungkin kita harus menyediakan apa yang akan dibutuhkan dalam proses belajar. Untuk menyemangati anak didik, misalnya kita bisa sediakan kipas angin atau semacamnya,agar saat cuaca panas peserta didik tidak kepanasan dan mereka tetap merasa nyaman dan konsentrasi dalam belajar. Didalam lingkungan tempat belajar mengajar harus di disain sedemikian rupa agar dapat menarik para peserta didik untuk lebih memiliki semangat belajar yang tinggi. Dan tidak membuat mereka merasa bosan.

Dalam proses kegitan belajar mengajar selain kita harus menyediakan tempat yang nyaman bagi peserta didik kita juga harus menyediakan tenaga pengajar atau guru yang baik. Dengan mendatang guru yng mempunyai kedisplinan yang tinggi. Dan mempunyai kualitas dalam mengajar peserta didik yang baik dan kompeten. Disini guru mempunyai peran penting dalam melakukkan tugasnya untuk menjadikan peserta didik yang baik. Misalnya dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki suatu taktik tertentu dalam menarik perhatian peserta didik agar mereka dapat lebih tertarik untuk belajar. Dengan cara memberi hadiah saat siswa ada yang mendapat nilai bagus, sehingga mereka mempunyai suatu semangat belajar yang baik untuk mendapatkan nilai yang lebih baik. Dalam proses kegitan belajar mengajar juga sebisa mungkin guru juga memiliki banyak cara untuk mengajar agar siswa tidak cepat bosan. Misalkan dalam proses belajar mengajar guru juga tidak harus selalu melakukannya didalam ruangan. Tetapi belajar juga dapat dilakukan dengan mangajak siswa belajar di luar kelas dengan mengajak mereka study tour, belajar di luar kelas dengan mempelajari lingkungan-lingkuan sekolah.

Dalam proses belajar mengajar yang kreatif kita harus sebisa mungkin. memilki suatu ide yang tidak membsankan agar anak didik tidak menjadi bosan dalam melakukan kegitan belajar mengajar. Selain ruangan kelas yang nyaman kita juga perlu tenaga guru yang memiliki pendidikan yang cukup baik dan berkompeten.

Selasa, 04 Mei 2010

TOKOH-TOKOH IMAJINATIF YANG MEWAKILI 4P (PRIBADI, PROSES, PENDORONG DAN PRODUK) DALAM KREATIFITAS

1. Abraham Maslow

Abraham H. Maslow (selanjutnya ditulis Maslow) adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanistik. Karyanya dibidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993). Maslow berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah-yang paling asasi- sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis. Kebutuhan jasmaniah seperti makan, minum, tidur dan sex menuntut sekali untuk dipuaskan. Apabila kebutuhan ini terpuaskan, maka muncullah kebutuhan keamanan seperti kebutuhan kesehatan dan kebutuhan terhindar dari bahaya dan bencana. Berikutnya adalah kebutuhan untuk memiliki dan cinta kasih, seperti dorongan untuk memiliki kawan dan berkeluarga, kebutuhan untuk menjadi anggota kelompok, dan sebagainya. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dapat mendorong seseorang berbuat lain untuk memperoleh pengakuan dan perhatian, misalnya dia menggunakan prestasi sebagai pengganti cinta kasih. Berikutnya adalah kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati, dan dipercaya oleh orang lain. Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan

yang tingkatannya lebih rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan Psikologi Humanistik … (Ratna Syifa’a Rachmahana) untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Bagaimana cara aktualisasi diri ini tampil, tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah kebutuhan ini, muncul kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan untuk mencari tahu, memperoleh ilmu dan pemahaman. Sesudahnya, Maslow berpendapat adanya

kebutuhan estetis, yakni dorongan keindahan, dalam arti kebutuhan

akan keteraturan, kesimetrisan dan kelengkapan. Maslow membedakan antara empat kebutuhan yang pertama dengan tiga kebutuhan yang kemudian. Keempat kebutuhan yang pertama disebutnya (kebutuhan yang timbul karena kekurangan), dan pemenuhan kebutuhan ini pada umumnya bergantung pada orang lain. Sedangkan ketiga kebutuhan yang lain dinamakan growth need (kebutuhan untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri. Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan teori ini. Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan

pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.

2. Arthur Combs

Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa

tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah persepsinya. Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi

karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang

seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang

lain, yang lebih menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh

murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal itu karena

murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki

oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitas-aktivitas

yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap

dan reaksinya (Rumini, dkk. 1993).

Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua

bagian belajar, yaitu diperolehnya informasi baru dan personalisasi

informasi baru tersebut. Adalah keliru jika guru berpendapat bahwa

murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun dengan

rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan maknanya tidak

melekat pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang mencerna

dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam

dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana

bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu murid

memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran

tersebut, yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan pelajaran

tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang

hati bahwa missinya telah berhasil.

Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang

(dunia) dari pusat lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang

pengaruhnya terhadap seseorang. Sebaliknya, semakin dekat hal-hal

tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya

terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah mengapa banyak

hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali

kaitannya dengan dirinya.

3. Aldous Huxley

Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan. Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan

non verbal bukan berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang. Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini

sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang Psikologi Humanistik … (Ratna Syifa’a Rachmahana)

akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti. Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan

lebih menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.

4. David Mills dan Stanley Scher

Ilmu Pengetahuan Alam selama bertahun-tahun hanya dibahas dan dipelajari secara kognitif semata, yakni sebagai akumulasi dari fakta-fakta dan teori-teori. Padahal, bagaimanapun, praktek dari ilmu pengetahuan selalu melibatkan elemen-elemen afektif

yang meliputi adanya kebutuhan akan pengetahuan, penggunaan intuisi dan imajinasi dalam usaha-usaha kreatif, pengalaman yang menantang, frustasi, dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut, David Mills dan Stanley Scher (Roberts, 1975) mengajukan konsep

pendidikan terpadu, yakni proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar. Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisaa diterapkan

pada murid-murid untuk pelajaran IPS, Bahasa dan Seni. Sebetulnya ahli yang memulai merintis usaha ini adalah George Brown, namun kedua ahli ini kemudian mencoba melakukan riset yang bertujuan menemukan aplikasi yang lebih real dalam usaha tersebut.

Penggunaan pendekatan terpadu ini dilakukan dalam pembelajaran

IPA, pendidikan bisnis dan bahkan otomotif.

Pendekatan terpadu atau merupakan sintesa dari Psikologi Humanistik –khususnya Terapi Gestalt- dan pendidikan, yang melibatkan integrasi elemen-elemen afektif dan

kognitif dalam proses belajar. Elemen kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan verbal, logika, analisa, rasio dan cara-cara intelektual, sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan, caracara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi,

persepsi keseluruhan, metaphor, intuisi, dan lain-lain.

Tujuan umum dari pendekatan ini adalah mengembangkan kesadaran murid-murid terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan untuk menggunakan

kesadaran ini dalam menghadapi lingkungan dengan berbagai cara, menerima petunjuk-petunjuk internal dan menerima tanggung jawab bagi setiap pilihan mereka. Fungsi guru dalam pendekatan terpadu adalah untuk lebih membebaskan murid dari ketergantungan

kepada guru, dengan tujuan akhir mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka, dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk halhal

yang bisa ditangani oleh murid sendiri. Lebih jauh, David Mills dan Stanley Scher memaparkan tujuan

pendidikan terpadu ini secara detail sebagai berikut :

a. Membantu murid untuk mengalami proses ilmu pengetahuan,

termasuk penemuan ide-ide baru, baik proses intelektual maupun

afektif.

b. Membantu murid dalam mencapai kemampuan untuk menggali

dan mengerti diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya

dengan cara yang ilmiah.

c. Meningkatkan pengertian dan ingatan terhadap konsep-konsep

dan ide-ide dalam ilmu pengetahuan.

d. Menggali bersama-sama murid, implikasi-implikasi dari aplikasi

yang mungkin dari ilmu pengetahuan.

e. Memungkinkan murid untuk menerapkan baik proses maupun

pengetahuan ilmiah untuk diri mereka, serta meningkatkan

kesadaran murid terhadap dunia mereka dan setiap pilihan yang

mereka ambil.

Penerapan metode gabungan antara kognitif dan afektif ini

menunjukkan hasil yang lebih efektif dibanding pengajaran yang

hanya menekankan aspek kognitif. Para siswa merasa lebih cepat

menangkap pelajaran dengan menggunakan fantasi, role playing dan

game , misalnya mengajarkan teori Newton dengan murid berperan

sebagai astronot.

5. Carl R. Rogers

Carl R. Rogers adalah seorang ahli psikologi humanistik yang gagasan-gagasannya berpengaruh terhadap pikiran dan praktek psikologi di semua bidang, baik klinis, pendidikan, dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik, yang meliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan (Rumini,dkk. 1993). Adapun penjelasan konsep masing-masing prinsip tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Hasrat untuk Belajar

Menurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humanistik. Di dalam kelas yang humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya.

b. Belajar yang Berarti

Belajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya, anak akan belajar dengan cepat apabila yang dipelajari mempunyai arti baginya.

c. Belajar Tanpa Ancaman

Belajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan dengan baik apabila berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman. Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat menguji kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru

atau membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang bisaanya menyinggung perasaan.

d. Belajar atas Inisiatif Sendiri

Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk “belajar bagaimana caranya belajar” (to learn how to learn ). Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai bahan pelajaran itu penting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan masalah, menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai hasil. Belajar atas inisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik pada proses maupun hasil belajar. Belajar atas inisiatif sendiri juga mengajar murid menjadi bebas, tidak bergantung, dan percaya pada diri sendiri. Apabila murid belajar atas inisiatif sendiri, ia memiliki kesempatan untuk menimbang-nimbang dan membuat keputusan, menentukan pilihan dan melakukan penilaian. Dia menjadi lebih bergantung pada dirinya sendiri dan kurang bersandar pada penilaian pihak lain. Di samping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkan Psikologi Humanistik … (Ratna Syifa’a Rachmahana) semua aspek pribadi, kognitif maupun afektif. Rogers dan para ahli humanistik yang lain menamakan jenis belajar ini sebagai belajar dengan seluruh pribadi, belajar dengan pribadi yang utuh. Para ahli humanistik percaya, bahwa belajar dengan tipe ini akan menghasilkan perasaan memiliki

(feeling of belonging ) pada diri murid. Dengan demikian, murid akan merasa terlibat dalam belajar, lebih bersemangat menangani tugas-tugas dan yang terpenting adalah senantiasa bergairah untuk terus belajar.

e. Belajar dan Perubahan

Prinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa

belajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar.

Menurut Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajar

mengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktu

itu dunia lambat brerubah, dan apa yang diperoleh di sekolah

sudah dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan zaman.

Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yang

dipelajari di masa lalu tidak dapat membekali orang untuk hidup

dan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan dating.

Dengan demikian, yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang

mampu belajar di lingkungan yang sedang berubah dan akan

terus berubah.

Rabu, 10 Maret 2010

Pengembangan Kreatifitas Keberbakatan

I.Definisi Konsepsual dan Definisi Oprasional Kreatifitas

· Definisi Konsepsual Kreatifitas

adalah suatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khuss dengan konsep yang khusus dengan konsep yang akan diteliti. Konsepsional juga digunakan untuk mendefinisikan pengertian di dalam penelitian, agar tidak mengalami pembiasan dalam pengumpulan data hingga pada tahap analiss pengertian

· Definisi Oprasional Kreatifitas

kreatifitas adalah Kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri – cirri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasidengan hal – hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatifberbeda denganapa yang telah ada sebelumnya.

Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)

II. Pengertian Kreatifias 4P ( Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk )

STRATEGI 4P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan kemampuan mengungkapkan dirinya secara kreatif dalam bidang dan kadar yang berbeda – beda. Yang penting dalam pendidikan adalah bahwa bakat kreatif dapat dan perlu ditingkatkan dan dikembangkan.

Pengembangan kreatifitas dengan pendekatan 4P

a. Pribadi,

Kreatifitas adalah ungkapan keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungan. Dari pribadi yang unik inilah diharapkan timbul ide – ide baru dan produk – produk yang inovatif.

b. Pendorong,

Untuk mewujudkan bakat kreatif siswa diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan (motivasi eksternal) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri siswa sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak mendukung. Banyak orang tua yang kurang menghargai kegiatan kreatif anak mereka dan lebih memprioritaskan pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memperoleh rangking tinggi dalam kelasnya. Demikian pula guru meskipun menyadari pentingnya perkembangan kreatifitas tetapi dengan kurikulum yang ketat dan kelas dengan jumlah murid yang banyak maka tidak ada waktu bagi pengembangan kreativitas.

c. Proses,

Untuk mengembangkan kreativitas siswa, ia perlu diberi kesempatan untuk bersibuk secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang siswa untuk melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan kreatif. Untuk itu yang penting adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif. Pertama – tama yang perlu adalah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk kreatif yang bermakna.

d. Produk,

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan yaitu sejauh mana keduanya mendorong seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (Kesibukan , kegiatan) kreatif. Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pendidik menghargai produk kreatifitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.

III.

☺ Teori Pribadi Kreatif Psikoanalisis dan Humanistik

♠ Teori Psikoanalisis

Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.

Teori ini terdiri dari:

a. Teori Freud

Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.

Macam mekanisme pertahanan:

- Represi - regresi

- Konpensasi - Proyeksi

- Sublimasi - Pembentukan reaksi

- Rasionalisasi - Pemindahan

- Identifikasi - Kompartementalisasi

- Introjeksi

b. Teori Ernst Kris

Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.

Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.

Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)

c. Teori Carl Jung

Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

♠ Teori Humanistik

Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.

Teori Humanistik meliputi:

a. Teori Maslow

Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah:

- Kebutuhan fisik/biologis

- Kebutuhan akan rasa aman

- Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta

- Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri

- Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri

- Kebutuhan estetik

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)

b. Teori Rogers

Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:

- Keterbukaan terhadap pengalaman

- Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)

- Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

Teori Proses Kreatifitas Wallas dan Belahan Otak

Teori Wallas

Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :

1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.

  1. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
  2. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
  3. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis)

Teori Belahan Otak

Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri.

Teori ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Dacey, 1989 : Piirto 1992).

DIKOTOMI FUNGSI MENTAL

Belahan Otak Kiri

Belahan Otak Kanan

Intelek

Intuisi

Konvergen

Divergen

Intelektual

Emosional

Rasional

Metaforik, intuitif

Verbal

Non Verbal

Horizontal

Vertikal

Konkret

Abstrak

Realistis

Impulsif

Diarahkan

Bebas

Diferensial

Eksistensial

Sekuensial

Multipel

Historikal

Tanpa Batas Waktu

Analitis

Sintesis, Holitik

Eksplisit

Implisit

Objektif

Subjektif

Suksesif

Simultan

Sumber : Springer, S.P dan Deutsch, 1981

☺Teori Pendorong Kreatif Internal dan Eksternal

a. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas

Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.

Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)

b. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif

Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?

Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.

2. Keamanan psikologis

Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:

a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.

b. Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.

c. Memberikan pengertian secara empatis

Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.

3. Kebebasan psikologis

Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.

☺ Teori Produk Kreatifitas

Pada pribadi yang kreatif, bila memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang memberi peluang bersibuk diri secara kreatif (proses), maka dapat diprediksikan bahwa produk kreatifnya akan muncul.

  1. Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif dari Wallas (persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi) dan produk yang psikologis yang berinteraksi : hasil berpikir konvergen ® memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan yaitu pemecahan masalah ® individu menggabungkan unsur-unsur mental sampai timbul “ konfigurasi”. Konfigurasi dapat berupa gagasan, model, tindakan cara menyusun kata, melodi atau bentuk.

Pemikir divergen (kreatif) mampu menggabungkan unsur-unsur mental dengan cara-cara yang tidak lazim atau tidak diduga. Konstruksi konfigurasi tersebut tidak hanya memerlukan berpikir konvergen dan divergen saja, tetapi juga motivasi, karakteristik pribadi yang sesuai (misalnya keterbukaan terhadap pembaruan unsur-unsur sosial, ketrampilan komunikasi). Proses ini disertai perasaan atau emosi yang dapat menunjang atau menghambat.

  1. Model dari Besemer dan Treffirger

Besemer dan Treffirger menyarankan produk kreatif digolongkan menjadi 3 kategori :

    1. kebaruan (novelty)
    2. pemecahan (resolution)
    3. keterperincian (elaboration) dan sintesis

Model ini disebut “Creative Product analiysis Matrix” (CPAM).

a. Kebaruan : sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan.

Produk itu orisinal : sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya).

b. Pemecahan (resolution) : menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah.

Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :

- produk harus bermakna

- produk harus logis

- produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis).

c. Elaborasi dan sintesis : dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama / serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.

Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :

- produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)

- elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)

- kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih

- dapat dipahami (tampil secara jelas)

- menunjukan ketrampilan atau keahlian

Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.

Penilaian kriteria Terhadap Penemuan Pesawat Telepon

Oleh Graham Bell

Kriteria

Tingkat

- Orisinal

- Tinggi

- Kejutan

- Tinggi

- Germinal

- Tinggi

- Bermakna

- Tinggi

- Logis

- Tinggi

- Berguna

- Tinggi

- Organis

- Tinggi

- Elegan

- Rendah

- Majemuk

- Rata-rata

- Dapat dipahami

- Tinggi

- Ketrampilan

- Rendah

Sumber : JS Dacey. 1989. Fundamental Of Creative

Thinking. New York. Lexington Books. 157

Besemer dan Treffirger mengemukakan masalah dalam penerapan modelnya.

1. Bila kriteria “kegunaan” diterapkan secara ketat, kebanyakan karya seni tidak memenuhi persyaratan ini.

2. Masalah kedua menyangkut dimensi “kebaruan

Pertanyaan adalah apakah produk itu harus baru untuk seluruh masyarakat atau hanya bagi si pencipta. Jika diterapkan pada anak, kemungkinan besar tidak ada karya yang dapat dinilai kreatif. Namun kebanyakan apakar sependapat bahwa “kebaruan” harus dipertimbangkan dari sudut pengalaman si pencipta. Contoh lukisan anak, jika dinilai dari kriteria orang dewasa, mungkin tidak termasuk kreatif.

3. Model Penilaian Kreativitas Dalam Mengarang

Kita sering kesulitan menilai karya tulis siswa terutama segi kreativitasnya dalam menulis, menggunakan imajinasinya.

Persoalannya bagaimana membantu guru menilai kreativitas siswa dalam mengarang.

4. Keterperincian (Elaborasi, kekayaan)

1. Seperti lukisan dalam cara ekspresi: Jika karangannya hidup dan menarik

2. Emosi : Jika karangan kaya dalam ungkapan perasaan

3. Empati : Jika secara eksplisit mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi

4. Unsur pribadi : Jika subjek melibatkan diri dalam kejadian, mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi

5. Percakapan : menggunakkan kalimat naratif langsung dengan menggunakkan tanda kutip. Namun pada anak kecil penggunaan tanda kutip tidak perlu yang penting adalah adanya kata – kata langsung dari pembicara.

DRS.A.M.HERU BASUKI MPsi